Sabtu, 20 Juni 2009

MENGENAL ANGIN PUTING BELIUNG

BAB I
PENDAHULUAN

Terjadinya berbagai bencana yang terjadi di negeri ini selalu menyisakan duka bagi rakyat. Meski banyak retorika dibangun untuk mengatasi hal ini, baik pada masa Orde Baru maupun pada masa Orde Reformasi. Namun, seringkali tidak dibarengi dengan tindakan dan kebijakan nyata. Peningkatan bencana terus terjadi dari tahun ke tahun. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003 jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir, longsor, gempa bumi, dan angin putting beliung, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2022 dan jumlah kerugian mencapai ratusan milyar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana yang terjadi pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana dan mengakibatkan hampir 1000 korban jiwa.
Dalam Environmental Outlook WALHI 2003 diungkapkan bahwa kita bangsa Indonesia tidak bisa lagi bangga dengan julukan Jamrud Khatulistiwa, karena pada kenyataannya, negeri kita adalah negeri sejuta bencana. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia, di mana 46 kejadian adalah bencana angin putting beliung.

Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan berubah menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi dengan cepat, sehingga bisa mengurangi resiko bencana. Maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai apa itu angin puing beliung, apa tindakan yang harus dilakukan bila akan terjadi angin putting beliung itu serta apa hubungan fisika dengan angin putting beliung.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis Indonesia
Indonesia adalah Negara kepulaan terbesar di dunia jumlah pulaunya tidak kurang dari 17.504 pulau. Indonesia terletak di antara dua samudera dan dua benua, mempunyai banyak teluk dan selat, serta danau dan bukit-bukit, sehingga kondisi ini ikut berperan dalam pembentukan pola cuaca di Indonesia.
Indonesia hanya mengenal 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini dipengaruhi oleh angin musim, yang bertiup dari Samudera Hindia bagian utara yang disebut “Angin Monsoon” atau “Angin Muson”.
Pada setiap masa musim peraliahan (pancaroba) dari musim kemarau kemusim penghujan kerap terjadi angin kencang yang disertai hujan yang disebut puting beliung. Hampir semua tempat di Indonesia rawan terjadi puting beliung. Namun yang paling sering terjadi adalah pada wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi, Sumatera dan Pulau Jawa.

B. Jenis - Jenis Angin
Di Indonesia terdiri dari beberapa jenis angin yaitu :
1. Angin pasat
Angin pasat adalah angin yang bertiup dari daerah Lintang Kuda ( 300 Lintang Utara dan 300 Lintang Selatan) menuju katulistiwa. Angin ini terjadi karena naiknya udara panas di sabuk Doldrums, yaitu daerah di katulistiwa yang memiliki tekanan udara rendah. Angin yang bertiup dari arah Timur Laut ke belahan bumi Utara disebut Angin Pasat Timur Laut. Adapun angin yang bertiup dari dari arah Tenggara ke belahan bumi Selatan disebut Angin Pasat Tenggara.


2. Angin Monsoon atau Angin Muson
Angin musim yang bertiup dari Samudera Hindia ke bagian utara disebut “Angin Monsun” atau “Angin Muson”. Pada musim kemarau, wilayah Indonesia dilintasi oleh Angin Muson Timur Laut adapun pada musim hujan, wilayah Indonesia dilintasi oleh Angin Muson Barat Daya.
3. Angin Lokal
Yaitu aliran udara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis suatu daerah. Beberapa contoh Angin Local antara lain adalah Angin Darat, Angin Laut, Angin Lembah, Angin Gunung dan Angin Jatuh. Angin Jatuh bertiup dari lembah ke puncak pergunungan kemudian turun ke sisi lembah yang lain. Angin ini umumnya menimbulkan banyak kerugian.
4. Angin Puting Beliung
Puting Beliung secara resmi digambarkan secara singkat oleh National Weather Service Amerika Serikat seperti tornado yang melintasi perairan.
Angin Puting Beliung dan Tornado sifatnya sama, pebedaannya hanya pada penyebutan dan skala intensitas (tingkat kerusakannya) di Indonesia Tornado dikenal dengan nama Angin Puting Beliung atau Angin Leysus. Angin Puting Beliung atau Tornado adalah pergerakan angin akibat tekanan massa air hujan yang besar yang turun dari awan Cumulus Nimbus sewaktu hujan akan turun.


C. Proses terjadi Angin Puting Beliung
Karena ada perbedaan tekanan udara yang juga dipengaruhi oleh penyinaran matahari maka udara panas yang lebih ringan dari pada udara dingin, akan naik ke atas, sehingga tekanannya menjadi rendah. Akibatnya udara dingin akan mengalir ke daerah panas. Aliran udara ini yang disebut Angin.
Proses terjadinya angin puting beliung berbeda dengaan pergerakan angin pada umumnya. Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (Cumulus Nimbus) yang dekat dengan permukaan bumi. Jenis awan berlapis-lapis ini menjulang ke arah vertical mencapai ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut awan Cumulus Nimbus (CB).
Awan Cumulus muncul pada saat temperatur semakin tinggi kemudian berkembang menjadi Cumulus Nimbus. Awan ini berwarna abu abu, apabila akan terjadi angin puting beliung awan ini akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap.
Angin akan bergerak akibat tekanan massa air hujan yang besar yang turun dari awan Cumulus Nimbus. Sewaktu hujan akan turun, gerakan massa hujan yang besar tersebut mendorong udara lapisan dibawahnya sehingga terjadi angin yang bergerak ke bawah. Ketika mencapai permukaan tanah atau air sungai, ia akan bergerak ke arah tegak lurus permukaan bumi.
Angin kuat yang bergerak ke arah samping menyebabkan terbentuknya turbulansi udara yang seperti berputar-putar. Dengan bergabungnya beberapan angin dari berbagai arah maka kekuatan angin menjadi semakin kuat dan akibatnya akan mendorong benda benda sekitarnya.
Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit, setelah itu diikuti angin kencang yang kecepatannya beransur-ansur melemah. Sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot. Sementara puting beliung biasa kecepatanya dapat mencapai 40-50 km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena badai yang sering melanda di negara Amerika, Australia, Filipina, Jepang, Korea maupun Cina. Angin ini biasanya terjadi setelah lepas pukul 13.00-17.00. Namun demikian tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.

D. Sifat-Sifat Angin Puting Beliung
Angin puting beliung tidak dapat diprediksi secara spesifik, hanya peluang dalam batasan wilayah. Angin puting Beliung dapat dilihat atau dirasakan tanda-tandanya, dengan prediksi ½ - 1 jam sebelumnya dengan tingkat keakuratan kurang dari 50% (berdasarkan pengalaman). Berikut ini adalah sifat-sifat Angin Puting Beliung :
1. Angin puttng beliung hanya berasal dari awan Cumulus Nimbus (CB), bukan dari pergerakan Angin Muson maupun pergeraka angin pada umumnya.
2. Tidak semua awan CB menimbulkan angin puting beliung.
3. Suatu daerah yang pernah dilanda angin puting beliung maka kecil kemungkinan terjadi kedua kali.
4. Sangat local
5. Bergerak secara garis lurus
6. Waktunya singkat sekitar 3 menit dan tiba-tiba
7. Terjadi pada siang atau sore hari
8. Malam hari jarang terjadi
9. Puting beliung sangat sulit untuk diprediksi, namun tanda-tandanya dapat diketahui di luar rumah.
10. Terjadi pada tengah lapang yang vegetasinya kurang
11. Jarang terjadi pada daaerah perbukitan atau hutan yang lebat.

E. Bagaimana mengetahui adanya angin puting beliung ?
Karena sifatnya yang lokal , luasnya kurang dari 10 km maupun durasinya yang sangat singkat maka jika kita menggunakan model cuaca dengan grib 0,75 derajat (82,5 km), maka mempunyai perbandingan 1 : 8, kecuali kita mempunyai meso scal dengan domain yang sangat kecil kurang lebih 10 km, namun demikian fenomena tersebut sangat perlu diketahui oleh kita yang ada diluar rumah, seperti :
1. lebih sering terjadi pada peralihan musim kemarau ke musim hujan
2. lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, tapi terkadang pada malam hari
3. satu hari sebelumnya udara pada malam hari dan pagi hari udaranya panas/pengap/sumu’
4. sekitar pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol
5. tahap berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap
6. perhatikan pepohonan disekitar tempat kita berdiri, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang cepat, jika ada maka hujan dan angin kencang sudah akan datang
7. terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
8. biasanya hujan pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan deras, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri
9. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, apabila indikator tersebut dirasakan oleh kita maka ada kemungkinan hujan lebat+petir dan angin kencang akan terjadi
10. Jika 1 atau 3 hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim penghujan, maka ada kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak.


F. Dampak kerusakan yang ditimbulkan angin puting beliung :
Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana angin puting beliung bila menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan infrastruktur, hal ini tergantung dari skala intensitas angin. Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan
Angin puting beliung yang terjadi di inndonesia memiliki skala intensitas antara F1 dan F0, yang digolongkan pada tornado lemah. Kerusakan yang dilimbulkan diantaranya:
1. Menyebebkan kerusakan atau kehancuran bangunan
2. Merusak jaringan listrik
3. Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil
4. Membahayakan keselamatan
5. Mengakibatkan banjir

G. Penanganan Bencana Angin Puting Beliung
Penanganan bencana angin puting beliung dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara :
1. mengurangi kemungkinan bencana disuatu wilayah, tindakan pencegahan bencana perlu dilakukan oleh masyarakat
2. mengurangi korban pada saat bencana terjadi, korban yang timbul umumnya disebabkan oleh kurangnya persiapan. Persiapan yang baik akan bisa membantu masyarakat untuk melakukan tindakan yang tepat guna dan tepat waktu.
3. mengurangi resiko bencana bisa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Dengan mengetahui cara pencegahannya masyarakat bisa mengurangi resiko ini.
4. menjalin kerja sama penangulangan bencana hendaknya menjadi tangung jawab bersama antara masyarakat dan pihak-pihak yang bertikai. Kerja sama itu sangat penting untuk memperlancar proses penangulangan bencana.

1) SEBELUM BENCANA
Sebelum terjadinya bencana angin puting beliung, kita bisa melakukan beberapa tindakan persiapan dan pencegahan, yaitu;
 menyadari resiko dan membuat rencana pengungsian. mengetahui resiko dan cara mengungsi yang cepat dan tepat adalah kunci dari tindakan persiapan dan pencegahan ini.
 upaya penyelamatan yang dilakukan pada saat peringatan akan adanya angin putting beliung dan badai adalah:
o pencegahan rumah-rumah menutup jendala-jendela dan pintu-pintu kaca dengan papan.
o Persediaan penerangan
o Dalam bencana angin putting beliung dan badai sering terjadi jaringan listrik terganggu atau sama sekali rusak. Karna tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan dengan cepat, maka perlu persediaan lilin atau lampu senter dengan cadangan baterainya di dalam rumah.
o persediaan makanan bagi setiap anggota keluarga untuk sedikit-dikitnya tiga hari adalah suatu keharusan.
o Menyelamatkan barang-barang dari bahaya banjir. Tindakan ini mencakup pembangunan tanggul karung-karung pasir untuk menghindari masuknya air kedalam rumah, memindahkan barang barang berharga ketempat yang lebih tinggi, dll. Memindahkan barang-barang yang berada di luar rumah yang bisa terseret angin dan terbawa angin.
o Mendengarkan radio untuk informasi darurat BMG adalah instansi pemerintah yang bertangung jawab atas penelitian dan peringatan akan bahaya ini. Biasanya badan ini menyiarkan peringatan kepada masyarakat melalui radio.

Antisipasi
o jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban nerat pada pohon tersebut.
o perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanen kecil terhempas.
o apabila melihat awan yang tiba tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut. Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa fenomena tersebut sangat cepat.
o untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin dsb.

2) PADA SAAT BENCANA
Pada saat terjadi angin puting beliung, tetaplah berada di dalam rumah, kecuali apabila dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak anjuran, masyarakat harus tetap bersiap untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
 bawa semua persediaan yang sudah dipersiapkan
 jika perlu, tiggalkan disuatu ruangan yang paling aman didalam rumah
 teruskan mendengarkann radio aagar mengetahui perubahan kondisi
 hidari banjir

3) SETELAH BENCANA BERLALU
Jika angin puting beliung sudah berlalu, usahakan untuk tidak segera memakuki daerah sampai dinyatakan aman. Banyak kegiatan berlangsung untuk membenahi daerah yang baru dilanda bencana ini. Untuk memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Yang harus diperhatikan :
o gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik sebelum dinyaatakan aman.
o jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari kecelaakan, jalan yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini.
o matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercuium bau gas segera matiakn aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik seegera mematikan aliran dengan mencabut sekeringnya.
o pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi sangat sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan.
o mendengarkan raduio untuk mengetahui perubahan kondisi.

H. MITIGASI DAN UPAYA PENGURANGAN BENCANA
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin puting :
1. membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan terhadap gaya angin
2. perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan
3. penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin topan.
4. penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin
5. pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6. pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat membahayakan diri atau arang lain disekitarnya.
7. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung, mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri
8. pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun secara kuat sehingga tidak diterbangkan angin.
9. untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.

I. Daerah Yang Terkena Dampak Angin Putting Beliung
Wilayah yang akan memasuki musim pancaroba dapat dipastikan akan mengalami hujan lebat+angin kencang yang bersifat local, namun tidak menutup kemungkinan dimusim hujan juga akan terjadi angin puting beliung, pada saat musim penghujan biasanya terjadi jika 2 – 3 hari berturut-turut tidak terjadi hujan bahkan sebaliknya cuaca cukup cerah. Suatu daerah sudah mengalami puting beliung, kecil kemungkinan akan terjadi angin puting beliung susulan. Berikut beberapa daerah di Sumatera yang berpotensi terjadinya Puting beliung:
NO Wilayah Perkiraaan (antara)
1 Pantai Barat Aceh, Aceh bagian selatan dan timur Nop – Awal Des
2 Bengkulu Utara bagian barat, Musi Banyu Asin bagian barat, Tanjung Jabung bagian barat Nop- Awal Des
3 Lampung bagian Barat Nop – Awal Des
4 Lampung Tengah bagian utara, Lampung Utara Nov – akhir Nov
5 Lampung Selatan bagian timur, Lampung Timur, Kodya Metro Pertengahn Nov – Awal Des
6 Lampung Selatan bagian barat, Lampung Tengah bagian utara Akhir Nop – pertengahn Des

J. Contoh dampak Angin Putting Beliung di beberapa daerah :
1. Daerah jambi
Angin puting beliung dan hujan es melanda dua kecamatan di Kabupaten Kerinci, 410 km dari Kota Jambi, menyebabkan ratusan rumah dan puluhan hektare tanaman warga rusak. Dua desa di dua kecamatan yang terkena bencana alam itu yakni Desa Sungai Rumpun, Kecamatan Gunung Tujuh dan Desa Sungai Bendung air, Kecamatyan kayu Aro.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi, Selasa (21/4) itu, namun sedikitnya 205 rumah mengalami kerusakan, dan 45 unit di antaranya rusak berat.
Di Desa Sungai Rumpun tercatat sekitar 136 rumah yang rusak, dan 345 rumah di antaranya rusak berat, sementara di Desa Sungai bendung Air hanya 25 rumah yang rusak.
Selain merusak rumah, sedikitnya seluas 25 hektare tanaman kentang milik warga Desa Sungai Bendung Air juga rusak akibat di sapu atau diterjang anging beliung.
2. Daerah Purbalingga
Purbalingga, Kompas - Angin topan secara sporadis menyapu sejumlah desa di Kecamatan Mrebet dan Bojongsari di Kabupaten Purbalingga. Sedikitnya 121 rumah rusak dan beberapa di antaranya roboh total. Angin topan juga menumbangkan ratusan pohon dan rumpun pohon pisang. Tak ada korban jiwa dalam musibah badai yang berlangsung sekitar lima menit pada Jumat (15/12) pukul 15.15.
Di Kecamatan Bojongsari, angin topan melanda Desa Bojongsari dan Gembong. Di Kecamatan Mrebet, angin topan menyapu Desa Mrebet dan Karangturi.
Sejumlah warga Karangturi dan Jenggala melukiskan, angin kencang yang disusul hujan datang tiba-tiba dan membuat panik warga. "Angin kencang hanya berlangsung sekitar lima menit. Namun, dalam tempo yang singkat, angin itu menumbangkan pohon dan mengakibatkan atap rumah beterbangan. Sejumlah rumah roboh," ujar Nurkholis (48), warga Dusun Jenggala.
Seorang perempuan tua, Mbok Klenteng (75), sempat terperangkap di bawah reruntuhan rumahnya yang roboh total. "Mbok Klenteng terselamatkan sepeda yang menyangga atap rumah sehingga ia dapat diselamatkan warga dengan cara menyeret tubuh wanita tua itu," ujar Nurkholis.
Camat Mrebet Tri Gunawan di lokasi bencana mengatakan, berapa jumlah pasti kerugian atau kerusakan rumah penduduk akibat angin topan masih didata. Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (Satlak PBA) Mrebet harus mendatangi lokasi musibah yang letak terpencar-pencar. Menurut data sementara, jumlah rumah yang rusak 121 rumah tersebar di Dusun Jenggala sebanyak 63 rumah dan Dusun Karangturi 58 rumah.
"Beberapa rumah di antaranya hancur dan belasan lagi untuk sementara dikosongkan karena dikhawatirkan roboh," ujar Tri Gunawan.
Sampai semalam, warga di beberapa desa di lokasi musibah masih membersihkan pohon yang tumbang dan melintang di jalan. Satlak PBA Kecamatan Mrebet sudah mendirikan posko dan dapur umum. Bantuan logistik dan bahan pangan juga mulai berdatangan. Regu penolong juga sudah berada di lokasi. (nts )
3. Daerah Sleman
Dalam tiga tahun terakhir, wilayah yang berada dalam lingkup administratif Kabupaten Sleman tidak pernah absen tertimpa berbagai bencana alam. Meskipun tidak memakan korban jiwa, tetapi selalu ada korban yang terluka dan kerugian material yang timbul akibat angin ribut. Sedikitnya 64,71 persen atau 11 kecamatan dari 17 kecamatan di Sleman (2005) tak luput dari angin topan/angin ribut, banjir (lahar dingin Gunung Merapi), ataupun tanah longsor. Prambanan dan Cangkringan menjadi kecamatan yang kerap terkena bencana alam.
Angin topan seperti puting beliung rentan menerpa wilayah Sleman pada penghujung tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sleman, kecepatan angin di kabupaten ini saat memasuki musim penghujan hingga akhir tahun cenderung meningkat. Tahun 2006, kecepatan maksimal angin bisa mencapai 29 knot atau 52,20 kilometer per jam. Kecepatan puting beliung sekitar 25 hingga 50 knot atau 45- 90 kilometer per jam, dengan jangkauan sapuan antara lima hingga 10 kilometer.
Angin lesus umumnya terjadi siang atau sore hari, setelah pagi hari tumbuh awan cumulus atau awan berlapis-lapis dengan batas tepi berwarna abu-abu, menjulang tinggi berbentuk seperti bunga kol. Perubahan awan menjadi hitam gelap dan sambaran petir yang cukup keras menjadi pertanda datangnya hujan lebat dan angin kencang.
Dampak puting beliung salah satunya tampak dari banyaknya ranting pohon (besar) yang patah dan rawan menimpa atap rumah, kendaraan, atau orang yang melintas. Walaupun korban dan kerugian materiil yang ditimbulkan angin lesus di Sleman terbilang tidak besar, kemunculan puting beliung yang tiba-tiba tetap harus diwaspadai. (NURUL FATCHIATI/LITBANG KOMPAS)

BY Nesa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar